GEOGRAFIS
Letak Geografis Gunung Merapi
Gunung Merapi (2914 meter) hingga saat ini masih dianggap sebagai gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia, namun menawarkan panorama dan atraksi alam yang indah dan menakjubkan. Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten.
Ketinggian Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah sebuah gunung berapi di Jawa Tengah, Indonesia. Ia merupakan gunung berapi yang paling aktif di Indonesia dan telah meletus sebanyak 68 kali semenjak 1548. Ia berdekatan dengan bandaraya Yogyakarta, dan banyak penduduk tinggal di hilir gunung berapi berkenaan, dengan perkampungan paling tinggi 1700 m di atas paras laut. Oleh kerana bahayanya kepada kawasan berpendudukan ini, ia telah dinamai sebagai satu Gunung Berapi Dekad ini.JURU KUNCI
Pihak Yang Berwenang
Eksistensi gunung Merapi bagi masyarakat Yogyakarta tak lepas dari adanya mitos terdapat hubungan khusus antara 'penunggu' Merapi dengan lingkungan kraton Yogyakarta. Kondisi ini diperkuat dengan adanya utusan dari keraton Yogyakarta, untuk menjadi juru kunci (kuncen) Merapi.
Juru kunci yang dimaksud adalah Mas Penewu Surakso Hargo atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Maridjan.
Kini, sang kuncen telah tiada sejak ditemukan dalam kondisi meninggal, Rabu (27/10) lalu di salah satu sudut rumahnya yang porak poranda.
Legenda Gunung Merapi telah ditinggalkan sang kuncen yang selama 30 tahun telah menemaninya. Lalu seberapa penting arti juru kunci di gunung teraktif di nusantara ini.
"Itu penting banget, kalau tidak ada juru kunci para pendaki tidak akan mendapat informasi tentang gunung yang didaki. Kuncen biasanya memberi tahu apa yang dilarang, jalur pendakian, penyelamatan dan lain-lain," kata mantan mahasiswa pencinta alam, Sandi M, yang saat ini menjadi relawan PMI Kabupaten Sleman, saat berbincang dengan detikcom, di posko utama penanggulangan bencana Merapi di Pakem,
Jalan Kaliuran, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (30/10/2010).
Menurutnya, Mbah Maridjan bertugas menjaga gunung dengan cara menerawang dari pengalaman atau 'ilmu titen', dan menggabungkannya dengan firasatnya yang telah terlatih sebagai warga Merapi sejak kecil.
"Kuncen itukan orang yang sejak kecil sudah hidup di lingkungan Gunung Merapi. Jadi, Mbah Maridjan, simbah sudah titen (hafal) soal gejala gunung Merapi," ujar warga Sleman ini.
Selain memberi petunjuk bagi para pendaki yang ingin mendaki puncak Merapi, tugas Mbah Maridjan yang paling utama adalah memberi informasi kepada penduduk sekitar bila ada aktifitas Merapi yang dirasa membahayakan.
"Kuncen itu selain menjaga gunung juga menjaga masyarakat dilingkungan. Jangan sampai menjadi korban saat Merapi ngamuk. Karena kuncen itu sudah titen betul dengan melihat tanda-tanda yang ada," kata Sandi.
Kuncen yang merupakan anggota abdi dalem, diangkat langsung kraton Ngayogjokarto Hadiningrat untuk mengemban misi berat tersebut. Mbah Maridjan sendiri diangkat menjadi kuncen oleh Sri Sultan HB IX saat itu.
"Sebagai abdi dalem, Mbah juga pasti melayani keluarga kraton bila ingin melakukan ritual di Merapi. Itu tugas lainnya dari juru kunci," kata Sandi.
Juru kunci yang dimaksud adalah Mas Penewu Surakso Hargo atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Maridjan.
Kini, sang kuncen telah tiada sejak ditemukan dalam kondisi meninggal, Rabu (27/10) lalu di salah satu sudut rumahnya yang porak poranda.
Legenda Gunung Merapi telah ditinggalkan sang kuncen yang selama 30 tahun telah menemaninya. Lalu seberapa penting arti juru kunci di gunung teraktif di nusantara ini.
"Itu penting banget, kalau tidak ada juru kunci para pendaki tidak akan mendapat informasi tentang gunung yang didaki. Kuncen biasanya memberi tahu apa yang dilarang, jalur pendakian, penyelamatan dan lain-lain," kata mantan mahasiswa pencinta alam, Sandi M, yang saat ini menjadi relawan PMI Kabupaten Sleman, saat berbincang dengan detikcom, di posko utama penanggulangan bencana Merapi di Pakem,
Jalan Kaliuran, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (30/10/2010).
Menurutnya, Mbah Maridjan bertugas menjaga gunung dengan cara menerawang dari pengalaman atau 'ilmu titen', dan menggabungkannya dengan firasatnya yang telah terlatih sebagai warga Merapi sejak kecil.
"Kuncen itukan orang yang sejak kecil sudah hidup di lingkungan Gunung Merapi. Jadi, Mbah Maridjan, simbah sudah titen (hafal) soal gejala gunung Merapi," ujar warga Sleman ini.
Selain memberi petunjuk bagi para pendaki yang ingin mendaki puncak Merapi, tugas Mbah Maridjan yang paling utama adalah memberi informasi kepada penduduk sekitar bila ada aktifitas Merapi yang dirasa membahayakan.
"Kuncen itu selain menjaga gunung juga menjaga masyarakat dilingkungan. Jangan sampai menjadi korban saat Merapi ngamuk. Karena kuncen itu sudah titen betul dengan melihat tanda-tanda yang ada," kata Sandi.
Kuncen yang merupakan anggota abdi dalem, diangkat langsung kraton Ngayogjokarto Hadiningrat untuk mengemban misi berat tersebut. Mbah Maridjan sendiri diangkat menjadi kuncen oleh Sri Sultan HB IX saat itu.
"Sebagai abdi dalem, Mbah juga pasti melayani keluarga kraton bila ingin melakukan ritual di Merapi. Itu tugas lainnya dari juru kunci," kata Sandi.
Daftar Petugas Juru Kunci
AKTIFITAS
Yogyakarta - Aktivitas Gunung Merapi berkurang sejak Senin (8/11) malam hingga Selasa (9/11). Tidak ada peningkatan secara signifikan dalam aktivitas kegempaannya. “Memang aktivitas agak mereda sejak semalam. Seismograf tidak menunjukkan over skill. Tapi itu belum tentu berakhir,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian Yogyakarta Subandrio dalam pertemuan bersama Forum Legislator DIY di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana Yogyakarta, Selasa (9/11).
Status Merapi saat ini masih awas dan zona aman masih pada radius di atas 20 kilometer. Meski demikian, Subandrio mengingatkan, bahwa masa jeda seperti saat ini biasanya justru masa di mana Merapi mengumpulkan energi. “Karena injeksi magmanya sangat cepat. Jadi jangan kaget kalau kemudian terjadi letusan yang besar,” kata Subandrio.
Bahkan kecepatan penambahan magma di perut Merapi bisa mencapai 25 meter kubik per detik.
Status Merapi saat ini masih awas dan zona aman masih pada radius di atas 20 kilometer. Meski demikian, Subandrio mengingatkan, bahwa masa jeda seperti saat ini biasanya justru masa di mana Merapi mengumpulkan energi. “Karena injeksi magmanya sangat cepat. Jadi jangan kaget kalau kemudian terjadi letusan yang besar,” kata Subandrio.
Bahkan kecepatan penambahan magma di perut Merapi bisa mencapai 25 meter kubik per detik.
EFEK POSITIF
Dilihat dari abu vulkaniknya mengandung banyak unsur. Ada kalium, kalsium, magnesium, besi, silika. Itu sebagian besar diperlukan tanaman. Abu vulkanik bagi tanah bisa menyuburkan.
EFEK NEGATIF
Dampak negatifnya, waktu gunung meletus, ada gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)- nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik.
Dilihat dari abu vulkaniknya mengandung banyak unsur. Ada kalium, kalsium, magnesium, besi, silika. Itu sebagian besar diperlukan tanaman. Abu vulkanik bagi tanah bisa menyuburkan.
EFEK NEGATIF
Dampak negatifnya, waktu gunung meletus, ada gas sulfatara atau belerang yang ikut keluar. Sebenarnya belerang dalam skala yang pas diperlukan tanaman juga. Kalau (sulfatara) banyak lalu menjadi hujan. Akan jadi hujan asam. Kalau hujan asam, tanahnya jadi asam. Tanaman yang tumbuh di tanah yang pH (derajat keasamannya)- nya sekitar 3 atau 4 bisa membuat tanaman tidak tumbuh dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar